Her Love Boils Bathwater (2016) : Memori yang Akan Ditinggalkan Seorang Ibu untuk Keluarganya

film jepang her love boils bathwater

Gengs, kamu pernah membaca buku biografi Athirah, ibunda dari Bapak Jusuf Kalla yang ditulis oleh Alberthiene Endah, belum? Di sana tersirat pesan, tentang sosok ibu dalam sebuah rumah. Ibu adalah napas, denyut jantung, nyawa dari sebuah keluarga. Begitulah pesan tersirat yang juga terasa sekali di hati saya, sepanjang menonton film jepang Her Love Boils Bathwater.

Bagi sebagian orang, kenyataan yang memilukan, seringnya menciptakan tekanan. Membunuh pelan-pelan. Terutama untuk kaum perempuan, dimana beban keluarga, seumur hidup tersampir di pundaknya.

Film ini, menjadi film yang paling membekas di hati sepanjang saya menyaksikan beberapa tayangan yang dimunculkan dalam Japan Film Festival 2022 pada bulan Februari lalu. Ya … memang hanya sedikt saja film yang sempat saya saksikan sih.

Tentang Film Her Love Boils Bathwater

Bagi saya pribadi, film dengan judul Yu o Wakasu Hodo no Atsui Ai yang tayang pada 2016 ini, merupakan tontonan yang menghangatkan hati. Air mata saya tumpah, membanjiri pipi, menyaksikan jalan ceritanya yang hangat. Pas sekali dengan judulnya.

Film yang naskahnya ditulis sekaligus disutradarai oleh Ryota Nakano ini, pernah menjadi karya dari negeri Sakura yang dinominasikan pada Academy Award ke-90 dalam kategori Film Internasional Terbaik. Walau nggak berhasil masuk nominasi, tapi film yang banyak memunculkan latar pemandian umum di Jepang ini, sangat layak kamu tonton bersama keluarga.

Judul : Her Love Boils Bathwater

Tahun Tayang : 2016

Sutradara : Ryota Nakano

Penulis Skenario :  Ryota Nakano

Pemain Utama : Rie Miyazawa, Hana Sugisaki, Joe Odagiri

Durasi : 2 jam 5 menit

Rate Usia : 13+

Sinopsis Film Jepang Her Love Boils Bathwater

Futaba Sachino (Rie Miyazawa) yang telah setahun lebih ditinggal pergi tanpa kabar oleh suaminya, harus menjalani kehidupan yang berat. Ia nggak lagi sanggup menghidupkan sento – pemandian umum khas Jepang – yang dikelolanya bersama sang suami, dulu.

Di sisi lain, ia harus tangguh mencari nafkah dengan bekerja paruh waktu pada sebuah toko roti. Di saat yang sama, anak gadisnya, Izumi Sachino (Hana Sugisaki) tetap harus ia urusi, mulai dari makanan, pakaian, dan lain sebagainya.

futaba sachino di film her love boils bathwater

Di awal film saja, sudah dikisahkan, betapa kehidupan sebagai seorang ibu, bukanlah hal yang mudah. Waktu yang terbatas, dengan perhatian yang perlu banyak sekali terbagi-bagi. Kadang, menjalani kehidupan sebagai perempuan memang nggak selalu bisa dikatakan tentram ya.

Futaba, dengan berbagai cara, berusaha untuk menemukan keberadaan sang suami, Kazuhiro Sachino (Joe Odagiri). Bahkan, Futaba sampai menyewa jasa seorang detektif swasta yang di setiap bertemu, pasti akan selalu membawa putri kecilnya, detektif yang memilih jadi detektif serabutan demi bisa membersamai terus putrinya yang telah piatu.

Rupanya, Futaba yang menyewa jasa detektif, bukan hanya bertujuan untuk menemukan sang suami. Ada hal lain yang sangat ingin ditemukannya, dan berkaitan dengan masa kecil Futaba. Hal yang secara nggak langsung, membuat kehidupan Futaba terlanjur ruwet, sampai ia dewasa.

Futaba makin gencar mencari, ketika ia mendapati dirinya mengidap kanker syaraf stadium empat. Ah … saya terhenyak. Rupanya, inilah alasan mengapa di scene awal, masakan Futaba rasanya nggak karuan bagi Izumi. Ternyata indera pengecap Futaba mulai bermasalah, akibat masalah pada syaraf di otaknya.

Di waktu yang sama, anak gadisnya, Izumi, sering sekali mendapatkan perisakan di sekolahnya. Bully yang bagi saya sebagai penonton, sangat mengesalkan. Bukan main kejam perlakuan teman-teman sekelas Izumi. Mulai dari menghabiskan isi cat air yang Izumi miliki hanya karena iri dengan hasil lukisan Izumi yang dipuji oleh guru, sampai ke tahap seragam sekolah Izumi, disembunyikan oleh teman-temannya. Tega sih.

Sebagai ibu dari Izumi, tentu saja Futaba kesal. Namun bukannya menodong para guru untuk menyelesaikan masalah yang dialami anak gadisnya, tetapi Futaba malah memaksa sang anak untuk melawan, menjadi tangguh. Futaba hanya ingin, Izumi tumbuh menjadi wanita yang kuat dan tegar.

Diam-diam, mendapati anak gadisnya diperlakukan sedemikian buruk, ditambah masalah ekonomi, suami yang nggak juga menunjukkan batang hidungnya, sampai masalah kesehatannya, membuat Futaba hidup dalam sesak. Namun, Futaba rupanya nggak menyerah.

Ketika sang detektif akhirnya menemukan keberadaan Kazuhiro, Futaba menemuinya. Bukan dengan tampang marah, malah bersikap baik, walau sempat memukul kepala suaminya dengan sendok sayur hingga berdarah.

Ternyata … sang suami menghilang, karena sedang bersembunyi, dan sibuk mengurusi seorang gadis kecil bernama Ayuko Katase (Aoi Ito) yang dikabarkan sebagai anak dari sang suami dengan wanita lain yang entah siapa. Jleb ya.

Namun, Futaba justeru menerima keberadaan Ayuko, demi bisa membawa pulang Kazuhiro kembali ke rumah mereka. Termasuk, agar usaha sento yang sudah dijalankan oleh keluarga Sachino selama ini, bisa dihidupkan kembali.

makna keluarga di her love boils bathwater

Bukan karena sebab lain, Futaba mau berkorban lagi, sebegitunya. Segalanya ia perjuangkan, hanya demi Izumi, masa depan anak gadis tersayangnya. Orang yang paling ia pikirkan dan ia khawatirkan.

Lalu, beberapa rahasia dari kehidupan Futaba lainnya mulai terkuak. Kenyataan di masa lalu dari kehidupan Futaba yang sungguh pilu, menyakitkan. Hhh … apakah karena terlalu lama mengalami tekanan hidup, tubuh Futaba sampai bereaksi dengan memunculkan penyakit yang harapan hidupnya kecil, begitu?

Mulai dari, mengapa Futaba yang sedikit lebih tua dibandingkan Kazuhiro, dahulu sekali, mau menikahi lelaki yang bagi kebanyakan orang, nggak punya harapan untuk menjadi kepala rumah tangga yang bertanggungjawab. Termasuk, mengapa Futaba punya sikap yang sangat tegas, dan nggak mau melihat kelemahan Izumi, malah memaksanya untuk berani melawan, bagaimana pun keadaannya.

Futaba pun muncul sebagai sosok yang penuh perhatian pada Ayuko. Padahal, istri mana sih yang ikhlas jika suaminya punya anak dengan perempuan lain? Istri mana sih yang mau saja mengurusi anak tiri tersebut? Tetapi, hati Futaba hangat dan lapang, maka Ayuko bisa beradaptasi dengan baik. Termasuk Izumi yang akhirnya luluh, dan mau menganggap Ayuko sebagai adiknya.

Tak lama, demi bisa menyibak tabir kehidupannya yang lain, demi Izumi, Futaba yang masih menutupi sakitnya pada sang anak, mengajak Izumi dan Ayuko untuk pergi “berlibur”. Di sinilah, Futaba secara tersirat, memaksa Izumi untuk menjadi perempuan yang lebih kuat, dewasa, dan menyadari bahwa kehidupan Futaba sudah nggak akan lama lagi.

Apakah Futaba mampu membuat Izumi berubah menjadi gadis yang punya ketabahan hati, dan tangguh memperjuangkan kehidupannya sendiri, dalam waktu singkat?

Kesan dari Film Her Love Boils Bathwater

Ada sebuah pesan yang sangat melekat dalam ingatan saya saat film Yu o Wakasu Hodo no Atsui Ai ini tamat. Pesan yang Futaba sampaikan kepada Izumi, ketika anak gadisnya itu menangis dan meronta, menolak untuk berangkat ke sekolah, dan menyerah pada semua perundungan dari teman-teman sekelasnya.

“Jangan kabur. Hadapi mereka. Perjuangkan dirimu sendiri.”

sosok iu di her love boils bathwater

Ah, pada scene ini, jangan ditanya lagi. Air mata saya sudah membanjir. Ekspresi wajah Futaba begitu tabah, menerima bahwa putrinya telah dianiaya orang lain. Tapi dari matanya ada binar yang berusaha meyakinkan, kalau semuanya akan terlewati dengan baik.

Bukan hanya sampai di situ saja. Saya pun tersedu-sedu mendapati perjuangan Futaba untuk bersikap seolah hidupnya baik-baik saja, padahal jika dibayangkan, hatinya pasti sudah terkoyak, iya kan? Mendapati suaminya kembali ke rumah dengan anak kecil usia Sekolah Dasar, siapa yang nggak akan meledak? Argh!

Dari film Her Love Boils Bathwater ini pun, saya mengenal kembali budaya sento yang membangun kebiasaan orang-orang Jepang untuk berendam di pemandian umum. Wah, mungkin kamu akan berpikir tentang onsen ya, sebab saya menyebut mengenai “pemandian umum”. Yap … onsen dan sento memiliki kesamaan, namun nggak benar-benar sama.

Onsen sendiri, merupakan sebutan bagi kolam alami, sumber mata air panas di daerah gunung vulkanik yang biasa dijadikan sebagai tempat berendam bagi masyarakat Negeri Matahari Terbit. Onsen perlu memenuhi dua syarat utama, yaitu suhu air pada sumbernya, seenggaknya mencapai 25 derajat ceercius, dan ada 19 kandungan semisal asam metaborat yang harus terkandung di dalam airnya.

Sementara, sento — terkadang disebut juga dengan nama yuya atau furoya — nggak harus memenuhi kedua syarat di atas. Sebab sento merupakan buatan manusia, maka akan lebih mudah ditemukan dimana-mana, dibandingkan dengan onsen.

Tuh kan … rupanya selama ini, kebanyakan dari kita salah mengenali onsen. Kamu baru eungeuh juga nggak nih?

Sepanjang menyaksikan beberapa tayangan dari Japan Film Festival 2022 pun, kini saya jadi tentang budaya tradisional Jepang lainnya. Bukan hanya shamishen yang dimunculkan pada film Ito, eh kali ini saya jadi paham bedanya onsen dengan sento.

Ya … pada akhirnya, setiap perempuan, menjalani kehidupannya masing-masing. Seperti yang digambarkan pada film tanah air yang berjudul Rumput Tetangga. Apa yang nampak nggak baik-baik saja pada kehidupan Futaba, rupanya bukan hanya menempa Futaba, tetapi juga memberi dampak pada Izumi, Kazuhiro, dan seluruh bagian yang bersinggungan dengan keluarga Sachino.

Saya menyarankan kamu untuk menyaksikan film ini bersama keluarga. Menikmati sisi hangat dari sosok Futaba yang kuat, lalu mengambil pelajaran dan pesan dari apa yang film ini sampaikan secara apik, tentang sisi perempuan dalam sebuah keluarga.

Akhir kata, saya kembali bersepakat dengan pesan ibunda Athirah yang telah saya sedikit tuliskan pada awal tulisan ini, bahwa sosok ibu, istri, merupakan nyawa bagi keberlangsungan sebuah keluarga.

Artikel yang Direkomendasikan

8 Komentar

  1. Bagi seorang anak, ibu adalah segalanya, ibu adalah dunia mereka, dan akan selalu seperti itu, membekas smpai kapan pun

  2. penasaran jadi Izumi dan Ayako gmn selepas Futaba ga ada kak? ini nontonnya dmmn kak?

  3. huhu pasti mewek nih kalau nonton film yang begini 🙂 sweet ya ceritanya related banget kehidupan ibiu dan anak

  4. Kemarin aku nonton pas lagi diputar di Japan Film Festival 2022 sih Mba. Mungkin kalau dicari di situs legal semisal Netflix, bisa ketemu.

  5. Mewek banget, karena ending-nya beneran nggak terduga kalau ada rahasia besar lain antara Futaba dan Izumi.

  6. Wahh kalau cintanya aja "sepanas" itu sampai bisa mendidihkan air, kayak mana yaa lihat filmnyaa. jadi penasarann

  7. Berairmata sampai ikutan mewek sih Mba, kalau saya.

  8. Aku bayangin filmnya kok udah sedih ya mbak, paling nggak bisa kalau jalan ceritanya si ibu gak ada 🙁 tapi penasaran pengen lihat, coba manti dicari ah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *