Film Rumput Tetangga (2019) : Tentang Kita yang Merasa Bukan Apa-Apa

film rumput tetangga

Menemukan film Rumput Tetangga di salah satu platform streaming berbayar, melihat sekilas trailer film ini, rasanya … enak untuk jadi hiburan tontonan ringan. Apalagi nampaknya, kisah yang dihadirkan, dibalut sedikit dengan sentuhan fantasi.

Tentang Film Rumput Tetangga

Kamu mungkin sudah bisa menebak bagaimana alur cerita yang akan disajikan dalam film yang dibintangi oleh Titi Kamal, Donita, dan beberapa bintang besar Indonesia ini. Apalagi ungkapan “rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau” sudah biasa didengar, saat seseorang mulai merasa hidupnya biasa saja jika dibandingkan dengan orang lain.

Namun, mari kita kulik lebih jauh yuk. Walapun memang saya menganggapnya sebagai tontonan ringan, ada pesan gamblang yang sesungguhnya menyentil para perempuan dari film drama keluarga Indonesia keluaran 2019 ini.

Judul : Rumput Tetangga

Tahun Tayang : 2019

Sutradara : Guntur Soeharjanto

Penulis Skenario : Alim Sudio

Produser : Melia Indriati

Komposer : Joseph S. Djafar

Pemain Utama : Titi Kamal, Donita

Durasi : 1 jam 43 menit

Sinopsis Rumput Tetangga

Kirana (Titi Kamal), seorang Ibu Rumah Tangga yang banyak menghabiskan waktunya untuk mengurus anak dan suami di rumah. Ia terbiasa mengawali pagi dengan terburu-buru, sebab sedari membuka mata saja, sudah ada banyak daftar tugas domestik yang menunggu. Berdandan atau mandi pagi, wah … mana pernah sempat dinikmati.

Kisahnya di film Rumput Tetangga dimulai dari dering jam beker yang membangunkan Kirana di pagi hari. Hal pertama yang lekas terpikir olehnya adalah … ia sudah terlambat. Belum masak. Anak-anak harus dibangunkan, dan disiapkan untuk berangkat ke sekolah, juga mengantar kedua anaknya, Rega (Daffa Deddy) dan Windy (Aqilla Herby).

Sederet rutinitas yang sama, terus berulang setiap hari. Jengah? Oh, tentu saja. Bahkan, ada waktu dimana Kirana merasa rendah diri, karena tahu bahwa dirinya hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga biasa. Belum lagi, kadang dia merasa kalau dirinya nggak selalu pandai dalam mengasuh anak-anaknya. Termasuk, ia merasa belum bisa jadi istri yang ideal bagi Ben (Raffi Ahmad), suaminya.

raffi ahmad dan titi kamal di film rumput tetangga

Suatu ketika, ia bercerita akan keluh-kesah hidupnya pada Diana (Donita), teman lekatnya semasa SMA yang belum menikah dan berprofesi sebagai PR Consultant andal. Ada juga rasa iri yang diam-diam Kirana simpan pada Diana sebenarnya. Apalagi, sahabatnya ini kelihatan sukses, dan kemana-mana selalu ditemani juga diurusi oleh seorang asisten pribadi yang kadang suka norak, Indra (Gading Marten).

Tak lama, Diana mengabari bahwa teman-teman semasa SMA akan melaksanakan reuni. Di momen inilah, Kirana – dengan dukungan Diana tentunya — mulai berbohong pada teman-temannya yang nampak memiliki masa depan gemilang. Apalagi bagi Kirana, dulu di masa SMA, ia termasuk gadis populer. Ya mana cocoklah kalau di masa depan dia hanya sekadar IRT saja.

Di acara reuni inilah, Kirana bertemu dengan Madam Sri Menyan (Asri Welas) yang kebetulan membuka  booth tarot dan ramalan, khusus di sana. Sedari awal, tokoh Madam Sri Menyan ini sudah kelihatan nyentrik, dan di akhir film, saya menyadari bahwa karakter yang dimainkan oleh Asri Welas ini sebenarnya adalah sosok kunci dari berjalannya film ini.

Nah, saat memilih kartu, Kirana mendapatkan kartu yang bermakna “bermula dari titik awal, setelahnya tidak akan kembali”. Ia pun diminta menyimpan kartu tersebut.

Kembali ke scene pagi hari, Kirana terbangun oleh suara jam beker. Ajaibnya, dia nggak lagi berada di rumah kecilnya bersama Ben, melainkan di ranjang apartemen – kalau boleh saya menyebutnya dengan kata kondominuim saja sebab nampak sangat mewah – disambut oleh Indra. Kirana dihadiahi kejutan kalau jalan hidupnya telah berubah.

Kirana bisa mencapai posisi seorang PR Consutant andal, seperti yang selama ini ia impikan. Hidup single dengan penuh kemewahan. Pekerjaan yang sungguh menjanjikan, apalagi Kirana digambarkan jadi memiliki perusahaaan PR Consultant sendiri. Belum lagi, mobilnya banyak. Ia bisa memilih mana saja yang ingin ia kendarai setiap harinya. Hidupnya nyaman sebab Indra selalu siap sedia menemani.

Sayangnya, kebahagiaan sesaat Kirana yang berada di kehidupan yang sangat ia inginkan, berakhir dengan siksaan. Ia menemukan Diana yang bertukar posisi dengan dirinya, sebagai seorang Ibu Rumah Tangga. Payahnya, Diana menjadi istri dari Ben, dan ibu bagi Rega juga Windy. Sementara Kirana yang terjebak dalam tubuh Diana, harus menjalin hubungan dengan Tamtama (Tora Sudiro).

Terlalu lama menjadi sosok yang bukan dirinya, Kirana mulai merasa tersiksa. Ia ingin kembali ke kehidupan lamanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Ia merindukan keseruan bersama dengan kedua anaknya, juga obrolan menyenangkan bersama Ben.

Bisakah Kirana kembali ke kehidupan sebelumnya? Bagaimana cara yang ia tempuh sehingga bisa mengembalikan takdir hidup yang sudah dibuat oleh kartu dari Madam Sri Menyan?

Pengalaman Menonton Film Rumput Tetangga

Sepanjang menyaksikan film yang juga menghadirkan Raffi Ahmad dan Tora Sudiro ini, sejujurnya saya merasa sekali kalau jalinan  cerita yang disajikan Rumput Tetangga, ditopang kuat oleh sosok Madam Sri Menyan.

Kisah yang kemudian mengajarkan, terutama bagi para perempuan, untuk berhenti membandingkan dirinya dengan kehidupan perempuan lain, dimana selama ini hanya kulitnya saja yang ditampilkan oleh setiap orang. Nggak ada yang pernah benar-benar tahu tentang kehidupan selain diri kita yang menjalaninya.

Sesungguhnya setiap orang itu berkontribusi pada kehidupannya sendiri. Ia yang paling memahami dirinya. Kadang segala sesuatu yang diinginkan, belum tentu menjadi sesuatu yang dibutuhkan. Termauk nggak semua yang dibayangkan indah, nyaman untuk dijalani.

Pesan inilah yang kemudian saya nikmati seusai menamatkan kisah sederhana dari film Rumput Tetangga. Walau sebenarnya bagi saya, film ini mungkin nggak terlalu bisa membuat saya sampai ke tahap trenyuh. Pun sajian fantasinya masih sedikit kurang greget lagi.

Ada pula stigma yang ditunjukkan, betapa kebanyakan perempuan rupanya menampilkan pandangan sebelah mata pada sosok seorang Ibu Rumah Tangga. Lho … sesama perempuan saja kok saling menghakimi pilihan hidup perempuan lain, bagaimana sih?

Padahal … apa salahnya jika di kala besar nanti, anak perempuan memutuskan untuk menjadi seorang IRT? Namun catatannya, IRT yang nggak sekadar mengelola di rumah, tapi juga berdikari bagi dirinya. Mungkin Kirana begitu juga karena kurangnya waktu untuk menghasilkan karya yang bisa membuatnya percaya diri, yakin atas kemampuannya sendiri.

Para Ibu Rumah Tangga yang hidupnya nggak hanya dihabiskan dengan alasan mengurus rumah dan mengulurkan tangan pada kucuran dana dari suami begini sih yang menurut saya, bisa menaikkan rasa percaya diri dan menghempas iri pada kehidupan “menyenangkan” perempuan lainnya.

Setiap perempuan akan hebat, jika ia mampu menjadikan dirinya sebagai versi terbaik yang ia bisa, ia suka, dan tentunya jika ia berbahagia sebab dapat dukungan penuh dari keluarga, terutama pasangan dan anak-anaknya.

Poin pentingnya, bagaimana pun keadaan di masa kini, lebih nyaman adalah menjadi diri sendiri. Membiarkan rasa iri menguasai, malah mengesampingkan rasa syukur yang membuat diri kita bukannya berkembang, malah tenggelam.

Artikel yang Direkomendasikan

1 Komentar

  1. Baca review film Rumput Tetangga ini auto-inget drama Korea ya Mbak,, tp saya lupa sih yg mana hehe. Kalau yg lama, Secret Garden ya. Tp beda kok sm yg Titi Kamal & Donita ini. IRT dan PR. Hmm, cb Kirana jadi bu erte trus ngeblog, pasti bakalan gak jenuh deh, setuju ngga,, Ka Acha…?^^

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *