Pengantin banyak, mau? Oh, sudah biasa. Para pengisi acara di pesta pernikahan terlalu makan durasi? Oh, namanya juga memenuhi keinginan pengantin ya. Coba saja kamu cari tahu lewat film Wedding High.
Memangnya serepot apa sih momen menyiapkan prosesi resepsi pernikahan yang kebanyakan hanya berlangsung sepanjang dua jam lebih sedikit doang kalau di Jepang? Momen sakral begini, menghadirkan keruwetan macam apa sih kepada Maho Nakagoshi selaku penanggungjawab utama acara?
Ternyata pekerjaan sebagai Wedding Organizer itu luar biasa tantangannya. Bagaimana pun juga, acara yang hanya berlangsung sepanjang dua jam saja, harus memberi kesan indah di seumur hidup pengantin dan keluarga juga para tetamu yang menghadirinya.
Profil Film Wedding High
Judul : Wedding High
Tahun Rilis : Maret 2022
Sutradara : Akiko Ohku
Penulis Naskah : Bakarhythm
Pemain Utama :
- Ryoko Shinohara sebagai Maho Nakagoshi
- Tomoya Nakamura sebagai Akihito Ishikawa
- Nagisa Sekimizu sebagai Haruka Niitta
Durasi : 1 jam 58 menit
Rate Usia : 13+
Bersiaplah sepanjang menonton karena kamu akan dimanjakan dengan prosesi pesta pernikahan yang sebegitu singkat tapi banyak sekali kejadian yang mendadak terjadi pada sepanjang acara. Andilnya, tentu saja bukan hanya berasal dari sepasang mempelai, tapi juga keluarganya.
Kan MinMot jadi menghalu. Jangan-jangan nih, hubungan female lead sama male lead di film We Made A Beautiful Bouquet tuh gara-gara mempersiapkan pesta pernikahan sungguh serempong dan semumet itu.
Awal Cerita Di Film Wedding High
Biar nggak kaku pakai istilah sinopsis film Wedding High seperti nuansa di artikel soal film sebeumnya yang sukses tayang di blog Ambil Remot, ijinkan MinMot pakai subjudul begini ya, Gengs. Nah … awal jalan ceritanya tuh bagaimana sih?
Tersebutlah seorang juru kunci alias manager dari sebuah wedding organizer bernama Maho Nakagoshi. Ia sudah cukup lama mengabdikan diri demi menciptakan kenangan manis nan sakral tak terlupakan dari setiap pasangan pengantin yang memakai jasanya.
Hingga pada suatu waktu, ia bekerjasama dengan sepasang pasangan muda yang bersiap melangsungkan pesta pernikahan mereka, Akihito Ishikawa dan Haruka Nitta. Proses persiapan yang panjang.
Di dalam Wedding High, bukan hanya sisi dari Maho Nakagoshi saja sih yang dihadirkan. Side story dari sepasang pengantinnya, saling jalin-menjalin menjadikan betapa proses mempersiapkan pesta pernikahan yang sentimentil itu kwlihatan ruwet tapi nyata adanya. Bagi kamu yang sudah menikah, nonton Wedding High bisa jadi ajang mengenang kerempongan di masa persiapan kalian dulu lho, Gengs.
Acara yang ditangani oleh Maho Nakagoshi dengan segala persiapan yang sudah cukup matang, mendadak menghadapi kendala durasi. Para pengisi acara yang dibawa oleh sepasang pengantinnya, ternyata akan menghabiskan waktu dan semuanya nggak mungkin dipenuhi untuk bisa memberikan hiburan pada para tetamu.
Sebabnya, tentu saja kemampuan bayar dari sepasang pengantin akan jam sewa aula yang terbatas. Sudah jadi rahasia umum kan ya, kalau menikah di gedung itu nggak bisa berlama-lama sebab akan bergiliran dengan pengantin selanjutnya. Sudah begitu, harga sewa di jam siang ya beda dengan harga di jam malam.
Oleh karena itu, demi bisa mengakomodir semua seluruh keinginan calon pengantin dan keluarganya, Maho Nakagoshi mengatur segalanya secara mendadak jedar-jeder langsung di lokasi acara. Kalau MinMot yang diposisi Nakagoshi-san ini, sudah eungap kali ya. Hahaha …. langsung mengibarkan bendera putih lah.
Masalah Apa Sih yang Mewarnai Proses Persiapan Pesta Pernikahan?
Salah satu hal yang bisa banget memberi kemungkinan pecah kongsi dari sepasang calon suami istri itu, karena saling berkeras untuk memenuhi impian masing-masing akan prosesi pesta pernikahan impian. Ya … bisa MinMot pahami kok, Gengs. Anak gadis mana yang nggak punya cita-cita untuk menikah dengan konsep begini dan begitu? Acara spesial yang semoga sekali seumur hidup lho itu.
Di sisi lain nih Gengs, calon pengantin laki-laki mana yang nggak berjuang keras untuk mewujudkan harapan calon istri, tapi juga menyeimbangkannya dengan keluarganya sendiri? Mana apa yang ditangkap mata perempuan sama laki-laki itu beda pula. Soal warna saja nih ya, Gengs. Perempuan bilang warnanya lavender, ya kaum Adam mengertinya ya itu warna ungu.
Bayangkan! Akihito Ishikawa selaku calon pengantin laki-laki, harus menghadapi ribetnya pikiran calon istrinya yang banyak mendiskusikan soal dekorasi. Kalau ia nggak menyuarakan pendapat, ayangnya bisa ngambek. Menyuarakan pendapat, bisa bikin diskusi makin panjang. Jadi, bagaimana nih si calon pengantin laki-laki mengatasinya?
Ada tantangan pula ketika dihadapkan pada keinginan keluarga untuk pesta pernikahannya. Ada permintaan dari ayah dan ibu — bahkan paman yang sebenarnya kalau banyak bersuara malah makin buat pusing saja –minta dipenuhi juga di pesta pernikahannya nanti.
Duh … beneran deh, Gengs. One day kalau kamu sibuk mempersiapkan pesta pernikahanmu, telingamu cukup fokus pada permintaan kedua orangtuamu sendiri dan calon pasangan. Demikian pula si calon pasanganmu, akan lebih aman damai sentosa kalau melakukan hal yang serupa.
Soalnya nih, sudah jadi rahasia umum. Kalau seluruh keluarga dilibatkan, bukannya rapi malah jadi berantakan. Apalagi di Indonesia kan ya, budaya saling bantu sesama keluarga begini, sisi beratnya tuh “setiap orang yang diliibatkan akan saling menyuarakan keinginan” dan belum tentu paham kalau dana yang kamu punya itu terbatas. Kebanyakan harus mengekori norma dan aturan ini itu. Capek!
Ambil contoh di pihak si calon pengantin wanita deh yuk! Haruka Nitta karena punya jatah mengundang orang-orang terdekatnya, sebenarnya cukup dibuat pusing juga. Ditambah kalau perempuan sedang bahagia kan pengennya tuh cerita saja sama orang-orang yang dikenalnya.
Ujung-ujungnya apa? Haruka Nitta jadi secara nggak langsung, memberi akses kabar pada mantan pacarnya di masa lalu soal pernikahannya di hari apa, jam berapa, trus lokasinya dimana. Kan si mantan yang masih menyimpan cinta malah datang dengan niat menggagalkan prosesi perayaan sahnya hubungan dari Haruka-chan dan calon suaminya.
Adeuh … adeuh. Nggak selalu hal yang buat kamu bahagia, akan serta-merta menjadikan orang lain turut gembira mendengarnya sih. Ofkors buat mantan yang gamon.
Sudah selesai nih masalah yang efeknya terbawa hingga di hari H pernikahan Akihito Ishikawa dan Haruka Nitta yang harus dikendalikan dan ditangani oleh Maho Nakagoshi? Oh … tentu saja belum, Gengs.
Pengisi acara yang sudah dijadwalkan oleh para pengantin juga nggak mudah dikondisikan. Sementara dirinya sungguh dikejar-kejar oleh durasi. Ditambah berusaha keras untuk mewiujudkan ekspektasi dari kliennya.
Film Wedding High benar-benar mengajak penonton untuk merasa tegang. Dag dig dug ser kalau sampai acara yang diatur sedikian rupa oleh Maho Nakagoshi in punya risiko gagal dan jadi berantakan dengan presentase cukup tinggi.
Ini kali ya alasan mengapa judul film Jepang yang hadir di dalam daftar film Japanese Film Festival Online 2024 kali ini berjudul Wedding High. Mantul banget bikin penonton sejenis MinMot ikutan mau panik sampe high high.
Pertanyaannya, apakah benar kalau orang-orang yang terlibat dalam wedding organizer itu pekerjaannya sangat menantang dan segitunya? Kalau MinMot sih, setuju. Soalnya apa yang film Wedding High ampilkan soal lika-liku persiapan pesta pernikahan tuh, banyak benarnya. Demi …..