Nggak peduli apakah anak masih belia atau sudah mendewasa, ibu adalah sosok yang seumur hidupnya memikirkan kebahagiaan anak-anaknya. Begitulah pesan yang dibawa oleh drama thai The Three Gentle Bros.
Rasanya … nggak ada satu pun yang bisa mengalahkan kasih sayang ibu pada anaknya. Sayangnya, anak nggak serta-merta telaten menangkap radar sayang seorang ibu, lalu berpikir kalau ibu terlalu banyak mengatur hidupnya yang sudah dewasa. Begitulah ya … anak dan orangtua selalu saja ada dramanya.
Profil Drama Thai Three Gentle Bros
Judul : The Three Gentle Bros
Tahun Tayang : 2022
Sutradara : Koo Ekkasit Trakulkasemsuk, Pantip Vibultham
Penulis Naskah : Ping Lumpraploeng, Manow Waneepan Ounphoklang
Pemain :
- Kathaleeya McIntosh sebagai Pimpattra Phurin
- Luke Ishikawa Plowden sebagai Itchaya Prapavisanu (Itch)
- Tawan Vihokratana sebagai Tevis Chattra (Thames)
- Atthaphan Phunsawat sebagai Ashira Sudakarn (Arty)
- Worranit Thawornwong sebagai Kaewkla
- Sutatta Udomsilp sebagai Nuengnaret
- Rachanun Mahawan sebagai Nareeya (View)
Durasi : 18 episode
Sinopsis The Three Gentle Bros
Pimpattra Phurin seorang pengusaha ternama juga masuk dalam golongan wanita kaya, punya tiga orang anak dari tiga lelaki yang berbeda. Sadar kalau usianya semakin menua, ia berniat mengumpulkan ketiga anak lelaki yang lama terpisah darinya di rumahnya. Tinggal bersama, lalu mulai mengatur pernikahan mereka bertiga.
Yuhu … dari awal saja sudah terasa sekali kalau si ibu Pimpattra ini alfa woman ya gengs. Beliau senang mengatur, walau caranya tetap saja lembut tapi menyeret pelan-pelan. Anak sulungnya saja bahkan menamai nomor kontak sang ibu di ponselnya dengan sebutan ‘penyihir’. Duh, Itchaya, durhaka lhooo.
Beruntung, melalui berbagai pertimbangan dari semua anak lelakinya tadi, mereka bertiga bersedia untuk tinggal seatap dengan sang ibu kandung. Ya … bagaimana pun ya, darah memang akan lebih kental, sehingga hubungan ibu dan anak sulit dipisah paksa.
Tersebutlah Itchaya si anak sulung yang lama dibesarkan oleh ayah dan ibu tirinya, mendadak berniat dijodohkan oleh ibu kandungnya. Padahal selama bertahun-tahun, Itch sudah menjalin hubungan asmara dengan gadis lain yang begitu lekat dengan ibu tirinya. Ya, Itch merasa kalau ibu tiri lebih sayang binti pengertian padanya dibanding ibu kandungnya sendiri.
Di tengah sesi penolakan yang ibu kandungnya berikan pada keputusan Itchaya, muncullah gadis lain dari keluarga sederhana, Kaewkla namanya. Kedekatan yang terjadi karena nggak sengaja. Semua bermula dari kelakuan ayahnya Itch yang memang sedari lama hobi sekali berselingkuh dengan wanita muda – termasuk alasan si ayahnya Itch pisah dari Ibu Phurin dan menikah sama ibu tirinya Itchaya.
Ibu Phurin tentu saja nggak ingin Itchaya mengikuti jejak buruk yang melekat pada ayah kandungnya. Lelaki hidung belang yang senang main perempuan di belakang, tapi manis dan penurut di depan istri sahnya. Belum lagi, pekerjaan Itchaya yang membuatnya banyak dikenal khalayak ramai kan ya.
Apakah Ibu Phurin bisa membuat Itchaya menyadari kalau gadis pilihan sang ibu tiri bukanlah pasangan yang tepat untuknya? Lalu bagaimana hubungan Itchaya dan Kaewkla? Apakah Itch bisa beralih ke Kaewkla seiring percikan cinta yang mulai menyapa? Lalu, kalau iya sama Kaewkla, apa Ibu Phurin setuju kemudian mau menerima dengan lapang dada?
Berlanjut ke si anak tengah, Thames, dengan karakternya yang lebih baik, sopan, lagi beradab – menurut pandangan Itchaya dan Arty karena ayah kandung Thames memang terkenal kalem nan berwibawa – tanpa diduga berjumpa dengan seorang perempuan cantik yang cukup terkenal tegas, Neungnaret. Thames yang lembut hati, tentu membuat Ibu Phurin menolak keras ketika ia berujar kalau sedang menjalin hubungan lekat dengan Neungnaret.
Usut punya usut, Neungnaret yang berani menyuarakan pendapat, termasuk punya masa lalu pahit yang bersinggungan dengan Ibu Phurin, menjadikannya begitu ingin balas dendam pada Ibu Phurin lewat Thames. Sayangnya, kelakuan Neungnaret ini beneran sebelas dua belas sama Ibu Phurin. Dari tegas dan beraninya, sampai ke urusan fashion segala.
Makin mumetlah ya kepalanya Ibu Pimpattra Phurin. Lha ini kok anak paling sopan dan kalem yang dia punya malah merajut hubungan sama gadis yang ‘gitu banget’. Apa hubungan Thames dan Neungnaret akan berjalan lancar? Maukah Neungnaret dan Ibu Phurin saling memaafkan dan membuka lembaran baru kehidupan demi rasa sayang pada Thames?
Oke … dua anak yang bikin Ibu Phurin sering pusing – terutama Thames karena ‘anak baik banget’ – banyak membuat Ibu Phurin memikirkan sikapnya selama ini pada ketiga anak kandungnya. Bersyukur ia masih bisa bernapas lega sebab si bungsu Arty begitu manja padanya. Arty si anak yang penurut sekali. Nggak jarang Arty mau berkongsi dengan Ibu Phurin untuk mengerjai kakak-kakaknya.
Sayang sekali, Arty nggak selamanya menyenangkan. Ayah kandung Arty yang seorang profesor membuat Arty sering menyembunyikan sikap dan pikiran aslinya di balik kelakuan manja nan kekanak-kanakannya di hadapan Ibu Phurin. Diam-diam, Arty juga masuk dalam jajaran kakak-kakaknya yang menolak keras keinginan sang ibu kandung untuk mengatur urusan percintaan mereka bertiga.
Arty yang semula terlihat manja dan bergantung sepenuhnya pada Ibu Phurin, sebenarnya sosok lelaki yang dewasa dan paham akan tanggungjawab. Pada suatu waktu, hanya karena alasan sepele, ia jatuh cinta pada gadis unik bernama View. Ya … memang sih, awalnya Arty membawa View ke hadapan ibunya juga sama seperti kedua kakaknya, menolak keras perjodohan yang ibunya siapkan dengan gadis pilihan sang ibu.
Hadeuh … Bu Phurin, lagian sih Ibu hari gini sayang anak tapi malah jodoh-jodohin. Bisa dimengerti sih ya, perjalanan Ibu Phurin menikah tiga kali dengan lelaki yang baginya ‘pilihan yang salah’ membuatnya agak protektif kelewatan pada anak-anak lelakinya. Ya tapi kan, Bu?
Nonton The Three Gentle Bros di Viu
Kisah antara ibu dan ketiga anaknya di The Three Gentle Bros ini nggak selalu penuh airmata. Sosoknya yang sama-sama sebagai wanita tangguh, dimunculkan dengan cara yang berbeda. Jika menonton film bertema kasih ibu dalam Her Love Boils Bathwater butuh banyak tisu, di drama thai satu ini malah selalu diisi senyuman dan gelengan kepala.
Ciri khas drama thailand sih ya. Pesan mendalam ada di balik canda-canda keseharian yang bikin senyum melengkung.
Dalam The Three Gentle Bros ini, kisahnya Ibu Phurin dengan Itchaya, Thames, juga Arty, nggak saling tumpang tindih. Masalahnya datang satu per satu bersamaan dengan penyelesaiannya sekalian. Jadi nggak ada tuh kejutan yang bikin penonton ikutan pusing seperti yang Ibu Phurin rasakan.
Penonton pun jadi bisa menikmati perkembangan karakter dari satu per satu anaknya dengan baik. Ceritanya yang fokus ke satu demi satu masalah pun, menggundang rasa geregetan dan bikin nggak sabar untuk menonton lanjutan kisah Ibu Pimpattra Phurin ini.
Lakorn alias drama thai memang paling jago mengaduk-aduk perasaan penontonnya. Ya, walaupun bagi pemula yang belum terbiasa dengan segala bentuk tontonan dari Negeri Gajah Putih ini harus bersiap untuk menatap pada subtitle yang tersedia.
Ah ya, ada satu sisi drama The Three Gentle Bros yang sebenarnya membuat saya deg-degan. Isu penyuka sesama jenis pun turut terselip di dalam rangkaian ceritanya. Memang sih ya, di Thai sana, hal seperti ini sudah dianggap biasa. Tapi ternyata kaum yang lebih tua nggak akan serta-merta menerima perasaan sang anak yang bukannya jatuh cinta sama lawan jenis tapi malah sesama jenis. Sampai mau menikah pula. Duh ….
Tenang saja. Ketiga Gentle Bros kesayangan Ibu Phurin berjalan di jalan yang lurus kok. Bukan mereka bertiga yang meniupkan isu menerima hubungan sesama jenis ini pada penonton. Selain itu, sisi anomali ini ditampilkan dengan halus sekali. Eits, tapi karena halus, penonton perlu berhati-hati malah.
Last … disayangi seorang ibu bertangan besi dan bergelimang harta, nggak selalu mampu membuat anak bahagia. Semakin anak mendewasa, posisinya bukan lagi anak, tapi perlahan perlu diajak bicara sebagai sebaya. Kamu sudah siap mau ikutan nonton The Three Gentle Bros juga?
Aku uda lama banget gak nonton lakorn.
Awalnya pengen ngikutin berdasarkan aktor yang aku kenal aja, tapi kok artis Thai nih mirip artis Indonesia. Banyak banget "bumbu"nya. Aku jadi gemeecc sendiri.
Menonton The Three Gentle Bros jadi tersadar yaah..
Bahwa masih ada adat ketimuran mengenai makna berkeluarga dan memiliki keturunan.
Wah aku belum pernah nonton drama Thai. Nonton filmnya aja udah lama bgt. Menarik bgt alur ceritanya aku jadi pengen nonton gimana sosok ibu Phurin yg bertangan besi ini ekspresi nya dalam mendidik anak. Penasaran juga karakter semua ayahnya ketiga anak ini, hehe.
Ternyata emang yg kita alami akan berdampak kepada pola asuh ya. Pasti banyak hal parenting yg bisa kita ambil dalam lakorn tersebut ya.
Sebagai seorang ibu yang memiliki Anka lelaki saya pun pastinya sangat menyayangi dan ingin melindungi
Tapi ya gak harus sampai memilihkan jodohnya juga. Apalagi jaman sekarang ini sudah berbeda pula kebiasaannya. Bisa bisa anak malah tidak nyaman. Bukannya membahagiakan anak makan menghancurkannya
Siaap.pengen nonton, jalan ceritanya lucuu seruuu memang seorang ibu pasti mencarikan yg terbaik buat putra putrinya
Iya, mirip mirip sama aktris indonesia.
Ceritanya sih nggak jauh jauh juga sama sinetron kita untuk beberapa serial. Jadi, kalau aku nonton lakorn gini Teh, biasanya ketika di beberapa episode awal sudah nggak tergoda sama jalan ceritanya dan berasa bakalan bertele-tele banget (apalagi kalau nggak ada lucunya) mendingan ku skip sih. Cuma beberapa aja yang betah ditonton sampai tamat.
Daku udah lama banget gak nonton Drama Thailand kak terakhir waktu jaman putih biru, huhu. Ternyata berkembangnya keren juga nih, apalagi jalan ceritanya juga gereget buat disimak