Menonton drama Twinkling Watermelon membuat MinMot sadar kalau drama korea yang dibintangi Ryeo Un ini bukanlah drakor bertema fantasi yang ngomongin anak band dan mengangkat isu mengenai penggunaan bahasa isyarat saja. Lebih dari itu. Ada pesan mengenai empati dan cara bersikap baik kepada rekan di sekitar kita yang mengalami disabilitas, dalam hal ini tuli.
Yah … di mana-mana, ternyata dunia itu nggak jauh berbeda. Ada saja orang-orang yang sengaja menciptakan perbedaan besar, seolah hak hidup layak tenang dan damai itu hanya dimiliki oleh kaum yang diberi anugerah normal secara fisik. Padahal, mental belum tentu.
Jadi … yuk Ambil Remot. Let’s turn in on and enjoy!
Profil Drama Twinkling Watermelon
Judul : Twinkling Watermelon / Sparkling Watermelon / Banjjakyineun Watermelon / 반짝이는 워터멜론
Sutradara : Son Jung Hyun
Tahun Rilis : 2023
Penulis Naskah : Jin Soo Wan
Pemain Utama :
- Ryeo Un sebagai Ha Eun Gyeol
- Choi Hyun Wook sebagai Ha Yi Chan
- Seol In Ah sebagai Choi Se Kyung
- Shin Eun Soo sebagai Yoon Chung Ah
Durasi : 16 episode
Hhh … dunia memang kejam. Namun di tengah-tengah hiruk pikuknya kehidupan, selalu ada saja orang baik yang hadir untuk menjadikan dunia ini punya kedamaian.
Sinopsis Drakor Twinkling Watermelon
Tersebutlah Ha Eun Gyeol, anak lelaki dari Ha Yi Chan dan Yoon Chung Ah yang terlahir sebagai CODA dari kedua orangtuanya yang tuna rungu. Kehadirannya merupakan sebuah anugerah. Tentu, sebab kakak dari Ha Eun Gyeol yaitu Ha Eun Ho (dibintangi oleh Bong Jae Hyun) juga hidup dalam dunia yang sepi, tanpa suara.
Semasa Ha Eun Gyeol kecil, kehidupannya sedikit banyak serupa dengan anak-anak kebanyakan. Namun dia sudah menanggung tanggungjawab dalam menyokong dan menjaga keluarganya.
Ha Eun Gyeol kecil (dibintangi Jeong Hyun Jun) ikut membantu kedua orangtuanya di kedai ayam keluarga. Sepanjang hidupnya, ia belajar dengan baik, berperilaku sebaik-baiknya, dengan harapan agar hidupnya baik pula.
Sayang sekali, seperti yang MinMot sudah bilang ke kamu tadi, kalau di dunia ini hidup baik-baik saja seringnya nggak mudah terjadi karena selalu saja ada manusia berfisik sehat namun berperilaku nggak waras. Sekali pun itu anak kecil. Wah, kalau orang dewasa, jangan ditanya ya.
Tekanan hidup Ha Eun Gyeol di masa kecilnya beneran bikin sedih. Dia dirundung di sekolah, tapi enggan mengadu ke ayah dan ibu karena nggak tega. Hingga suatu waktu, saat tinggal di lingkugan baru, ia berjumpa dengan seorang kakek di toko musik Viva (dibintangi oleh Cheon Ho Jin) yang mengenalkan Eun Gyeol kecil mengenai bahasa musik.
Diam diam, Ha Eun Gyeol menjadi murid dari si kakek tadi. Ia belajar banyak mengenai bermain gitar. Sesuatu yang Ha Eun Gyeol tahu kalau ayahnya tak suka. Sayang sekali, usia hidup si kakek pemilik Viva Music ini tak lama.
Tahun berganti, Ha Eun Gyeol tumbuh dewasa. Ia menjadi remaja usia SMA yang menjalankan hobi bermain gitarnya tanpa diketahui oleh kedua orang tua dan kakaknya. Ia sering manggung di jalanan dengan mengenakan masker demi wajahnya nggak dikenali.
Tapi ya, seperti sudah hukum dunia. Segala sesuatu yang berusaha dengan susah payah ditutupi, kelak akan terbongkar juga.
Kesukaan Ha Eun Gyeol pada musik, membawanya bergabung sebagai salah satu gitaris band bernama SPINE9. Sebagai pelajar, tentu saja Ha Eun Gyeol kesulitan membagi waktu untuk latihan, manggung, dan urusan mempersiapkan ujian keluluannya. Ia terjebak keadaan yang membawa kedua orangtuanya mengendus kegiatan tersembunyi yang selama ini Ha Eun Gyeol lakukan.
Suatu hari, ayahnya, Ha Yi Chan (dibintangi Choi Won Young) memergoki putra bungsunya itu selepas tampil. Selaku ayah, Ha Yi Chan menyampaikan kekecewaannya pada Ha Eun Gyeol yang memilih untuk bermain musik. Bagi Ha Yi Chan yang sudah jadi ayah, bermusik bermakna tak memiliki masa depan.
Bukan hanya sekadar anggapan, Ha Yi Chan berpandangan demikian karena masa lalu telah mengajarkannya banyak hal. Tapi nih, tentu saja Ha Eun Gyeol nggak akan paham karena dia kan memang belum lama hidupnya di dunia, bedalah saya bapaknya.
Di tengah rasa lelah jiwa dan putus asa karena menyadari kalau impiannya bermusik nggak akan bisa terwujud, Ha Eun Gyeol memilih menenangkan diri. Nggak disangka, malam itu, di suatu tempat sunyi saat bulan purnama sedang bulat-bulatnya, Ha Eun Gyeol menemukan keberadaan sebuah toko musik yang seolah memanggil jiwanya untuk datang.
Nggak pakai pikir panjang, Ha Eun Gyeol masuk ke dalam. Di hadapan sang master — si pemilik toko musik yang dibintangi Jung Sang Hoon — menawarinya untuk menggadaikan gitar ang dulu sekali dihadiahkan kakek Viva Music pada Ha Eun Gyeol. Dasar orang lagi putus asa, ya mau saja. Mana diiming-iming dapat voucher liburan pula.
Dikira liburan ke mana, tahunya Ha Eun Gyeol malah liburan ke bulan April 1995. Ia kembali ke masa lalu hanya dengan membuka pintu toko musik misterius itu.
Di tengah kepanikan karena segala keadaan di sekitarnya banyak berubah, takdir mempertemukan Ha Eun Gyeol dengan Ha Yi Chan yang masih jadi murid SMA. Nah lho, dia malah jumpa dengan ayahnya yang masih remaja, sehat, baik-baik saja alias bisa mendengar dengan baik, dan tentu saja bawel luar biasa. Nah lho, Ha Eun Gyeol mana pernah menyangka.
Kenyataan lain yang mengejutkan sekaligus jadi penyemangat dirinya untuk mengubah masa lalu Ha Yi Chan di tahun 1995 itu tentu saja karena Ha Yi Chan sedang membangun sebuah band sekolah. Kok bisa-bisanya di tahun 2023, sang ayah malah melarang keras anaknya untuk bermain musik, coba?
Pada kesempatan ‘jalan-jalan ke tahun 1995’ ini juga, Ha Eun Gyeol jadi menyadari kalau ibunyalah yang sedari kecil memang sudah tuli. Namun latar belakang keluarga ibunya bikin Ha Eun Gyeol beneran nggak nyangka. Mana Yoon Chung Ah alias ibunya ini punya saingan pula. Di tahun itu, Ha Yi Chan naksirnya sama Choi Se Kyung si pemain cello cantik dari sekolah sebelah.
Makin ketar-ketir nggak tuh Ha Eun Gyeol mendapati kenyataan awal mula kehidupan kedua orangtuanya? Akankah Ha Eun Gyeol bisa mencegah Ha Yi Chan mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia mengalami tuli? Mampukah Ha Eun Gyeol mengubah sedikit jalan terjal dari kehidupan ibunya? Lalu, Choi Se Kyong kudu digimanain nih?
Semua jawabannya akan kamu temukan sepanjang 16 episode Twinkling Watermelon. Termasuk kejutan tentang toko musik ajaib yang membawa Ha Eun Gyeol melakukan perjalanan waktu ke masa lalu.
CODA Itu Apa Sih?
Kalau ingat drama korea super panjang — demi apa 100 episode, gengs — yang uga memunculkan Ryeo Un, judulnya Homemade Love Story, kamu akan melihat perubahan kematangan dalam aktingnya aktor yang lahir tahun 1998 ini. Uniknya, di kedua drama ini, Ryeo Un jadi anak bungsu.
Nah, MinMot di awal cerita kan sempat menyebut kata CODA ya untuk tokoh Ha Eun Gyeol yang lahir berbeda dari kakaknya, Ha Eun Ho. Termasuk ia yang mendukung sepenuhnya keluarga mereka selaku penghubung dengan orang lainnya. Itulah yang dimaksud dengan anak CODA.
CODA sendiri merupakan singkatan dari Children of Deaf Adult, alias anak dengan orangtua tuli. Anak CODA ini terlahir baik-baik saja, dalam artian bisa mendengar. Istilah lainnya, disebut juga sebagai anak dengar.
Sementara dalam dunia musik, coda sendiri menjadi sebutan bagi bagian musik yang ringkas dan seringnya muncul di bagian ujung atau penutup sebuah lagu. Pas kan, kenapa Ha Eun Gyeol ini terlahir sebagai anak bungsu?
Kebetulan Twinkling Watermelon ini menyajikan happy ending ya. Ha Eun Gyeol dengan segala upaya yang ia lakukan di masa lalu Ha Yi Chan, berhasil menjadikan akhir kisah keluarganya menjadi lebih baik. Penonton macam MinMot pun dibuat puas.
Sepanjang menonton, MinMot jadi kepikiran kalau ikutan belajar bahasa isyarat itu worth. Sesederhana untuk belajar berempati dan menjadi penghubung bagi teman tuli, selaku teman dengar. Selain itu jadi makin ngeuh kalau para teman tuli ini masih kurang terfasilitasi nih. Semisal, saat mereka menonton film di bioskop saja, belum tentu bisa memberikan kenyamanan menonton yang utuh.
MinMot juga pernah menemukan unggahan reels mengenai packaging dari sebuah brand jajanan di mall yang nggak teman tuli friendly. Secara kan, teman tuli ini berbicara menggunakan tangan dan ekspresi mereka. Kalau pembungkus makanannya harus selalu dipegangi saat makan, bagaimanalah mereka akan menyampaikan komunikasinya.
Ada bagian miris yang juga bikin MinMot terdiam lama sekali, dan mem-pause drama ini. Tentang penggunaan headset dan earphone nih. Alih-alih untuk menikmati musik, teman tuli seperti sosok Ha Eun Ho dan Yoon Chung Ah, butuh perangkat ini demi membuat orang lain aware kalau dirinya nggak bisa mendengar sekitar. Harapannya ya biar nggak diklakson sambil marah-marah atau diteriaki. Menunjukkan hasrat teman tuli yang ingin dianggap biasa saja dalam artian ya nggak dianggap ‘cacat’.
Teguran juga nggak sih buat kita yang masuk kategori teman dengar ini untuk nggak sembarangan memasang alat begini saat berada di jalan? Biar aware sama sekitar, ya kan?
Banyak juga sudut pandang orang awam yang rupanya menganggap kalau teman tuli itu seberbeda itu sampai harus diasingkan dari lingkungan. Termasuk keluarga yang malu punya anak tuli. Hhh … benar-benar drama yang ngajakin penonton buat berempati.
Tambahan lagi deh. Soundtrack dari drama Twinkling Watermelon ini bikin candu. Lagunya nge-band banget. Bikin betah menonton sampai tamat.
Jadi gimana, Gengs? Apa setelah menonton Twinkling Watermelon, kamu jadi kepikiran untuk ikut belajar bahasa isyarat juga?